
Sabar mempunyai tiga dimensi.
1- Sabar menghadapi musibah.
Pada dasarnya setiap manusia lebih-lebih mereka yang mengaku beriman kepada Allah pasti diuji. Salah satu tujuan ujian itu adalah menentukan kadar dan kualiti keimanannya. Ujian tersebut adakalanya berupa kenikmatan, misalnya harta yang melimpah, wajah yang cantik, dan pangkat. Adakalanya ujian itu berupa musibah, misalnya ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kekurangan pangkat. Namun bagi orang yang sabar musibah bukanlah akhir dari segalanya.
2- Sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
2- Sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
Sikap setiap manusia dalam menerima perintah Allah ada berbagai-bagai. Ada yang menganggapnya sebagai beban dan ada pula yang menganggapnya sebagai keperluan. Taat kepada Allah bagi sesetengah orang dianggap memberatkan, akan tetapi bagi yang lain pula menyenangkan. Mereka menilai bahawa setiap perintah Allah akan selalu memberi kesan positif bagi dirinya, baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
3- Sabar dalam menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.
3- Sabar dalam menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.
Pelanggaran (maksiat) kepada Allah pada dasarnya adalah suatu bentuk penganiayaan kepada diri sendiri. Setiap yang dilarang oleh Allah pada hakikatnya akan mendatangkan mudarat (bahaya).
Sesungguhnya kita wajib memliki sifat sabar. Sifat ini akan membuat kita bersedia untuk diuji dengan bentuk apapun. Baik itu dalam bentuk perintah, musibah, maupun diminta menjauhi suatu larangan. Firman Allah SWT :
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu. Kuatkanlah kesabaranmu itu, dan tetaplah siaga serta bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung,” (QS. Ali Imran ayat 200).
Jadikanlah sabar sebagai senjata dalam menempuhi lika-liku kehidupan. Pergunakanlah senjata itu sesuai dengan panduannya. Jika tidak, boleh jadi senjata itu memakan tuannya.
Sesungguhnya kita wajib memliki sifat sabar. Sifat ini akan membuat kita bersedia untuk diuji dengan bentuk apapun. Baik itu dalam bentuk perintah, musibah, maupun diminta menjauhi suatu larangan. Firman Allah SWT :
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu. Kuatkanlah kesabaranmu itu, dan tetaplah siaga serta bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung,” (QS. Ali Imran ayat 200).
Jadikanlah sabar sebagai senjata dalam menempuhi lika-liku kehidupan. Pergunakanlah senjata itu sesuai dengan panduannya. Jika tidak, boleh jadi senjata itu memakan tuannya.
Dipetik dari- Islampos
0 ulasan:
Catat Ulasan